Jumat, 16 Februari 2024

Pemilu

Di tanah air yang subur, cermin demokrasi bersinar, 

Namun, bayangan kecurangan datang menghampiri.

Suara rakyat tergantung pada suap dan duit,

Uang meluber, menggoda hati yang terpatri.

 

Pemilu yang tak jujur, rakyat disuap dengan logam,

Harga suara terjual, tanpa nilai yang sesungguhnya.

Bunga-bunga janji tumbuh dari tanah korupsi,

Pohon kebenaran tak mampu berkembang subur.

 

Makanan gratis dijajakan, namun pendidikan terabaikan,

Surga janji palsu, neraka ilmu yang terendam.

Rakyat terima, dengan perut penuh sementara,

Namun, masa depan terkoyak, mimpi tertahan.

 

Biji-biji uang bermunculan, di lahan hati yang gersang,

Rakyat terpesona oleh rayuan dunia yang menyilaukan.

Pemilu yang tak jujur, mempertaruhkan martabat,

Kejujuran terkubur, dalam lubang kepentingan liar.

 

Tapi, berdirilah wahai rakyat yang bijak,

Bentangkan sayap kritis, tolak arus suap dan rayuan.

Pendidikan adalah cahaya, bukan hanya lemparan makanan,

Bangun negeri ini, dengan suara yang jujur dan sejati.

 

Bersama-sama kita lawan, gelapnya malam ketidakjujuran,

Perjuangkan hak ilmu, tuntut keadilan dalam pilihan.

Pemilu yang bersih, cita-cita yang terpancar indah,

Indonesia, teranglah jalanmu di bawah bendera kejujuran.


Jumat, 12 Agustus 2022

Gerobak

 Saya ingat dulu pernah menangis di pinggir jalan, duduk menepi sendiri di bangku milik warung kecil. Waktu itu jam di hp saya menunjukkan pukul 7 malam. Keadaannya waktu itu saya putus asa sekali karena habis berantem sama suami, saya merasa marah sekali dengan dunia, kok gini amat ama saya-salah saya apa.

Kemudian lewatlah seorang kakek, dengan gerobaknya. Ia tampak ramah mengobrol dan bercanda-canda dengan pemilik warung. Saya hanya melirik mereka dan kemudian menundukkan wajah saya, menyeka air mata saya.

Kemudian bapak itu menghampiri saya, memberikan saya aqua gelas. “Ini neng, diminum… nangis kan butuh tenaga.”

Saya hanya tersenyum kepada kakek itu sambil menggelengkan kepala “enggak pak, terima kasih.” Dia tetap berdiri di hadapan saya sambil tetap menyodorkan aqua gelas tersebut. “Nggak apa-apa, minum aja. Tadi saya baru dapat rezeki lebih, saya yang bayar.” Saya tetap menolak, “enggak apa-apa pak, bapak aja yang minum. Saya masih banyak kok tenaganya buat nangis” saya tersenyum tapi tetep air mata netes terus.

Kemudian bapak itu meletakkan aqua gelas itu di sebelah saya dan berkata, “Saya taru sini aja ya neng…” saya tetap menangis, menunduk, tidak mengiyakan kakek tersebut.

Kemudian sebelum ia pergi kembali ke gerobaknya ia berkata, “Setiap orang punya masalah masing-masing kok mbak, ujian yang berat menandakan mbak adalah orang yang kuat, orang terpilih yang mampu untuk melalui setiap proses.”

Saya menengok ke wajahnya yang tampak tulus sekali. Seperti tidak ada beban. Tidak ada kekhawatiran yang tampak dari wajahnya. Adem banget.

Kemudian saya malah jadi memperhatikan si kakek itu yang pergi kembali menarik gerobaknya. Berjalan, ke arah tanjakan. Dengan tubuhnya yang kurus dan bungkuk, berjalan pelan menanjaki jalanan dengan gerobaknya.

Kemudian saya memperhatikan segelas aqua yang di sebelah saya. Dan dalam hati tiba-tiba saya merasa terenyuh sekali. Ya Tuhan, dengan segala yang kumiliki… kenapa… kenapa aku nggak bisa jadi seperti kakek itu. Yang masih bijak dalam menghadapi hidup meski tubuhnya seperti sudah tidak mampu lagi untuk berdiri tegap.

Buat temen-temen khususnya yang mungkin sedang bergelut dengan keadaan ekonomi, menganggur, dan sedang berusaha untuk mencari pekerjaan. Sepahit-pahitnya hasil yang kamu dapatkan atau masalah yang kamu sedang lalui, tidak usah berlarut dengan keputus asaan ya. Dari kakek itu saya dapat melihat, masih ada orang yang dapat berlaku baik dan bijak ke orang lain, dengan segala keterbatasannya.

Kamis, 03 Maret 2022

Tenang

Tenang, tenang yang tak kunjung datang.

Menanti-nanti cahaya-Mu, beri aku petunjuk-Mu.

Kadang-kadang kelam ini datang menghampiri,

Jauhkanku dari gelap itu.

Aku kembali pada-Mu.

Pandemic COVID mungkin akan segera berakhir. Atau mungkin kita akan beradaptasi dengannya. Tapi mungkin luka-luka yg ditinggalkan setelah pandemic masih akan menganga, orang-orang yg kehilangan pekerjaannya, orang-orang yg kehilangan orang yg dicintainya. Efek cemas yg timbul setiap harinya yang belum sempat disembuhkan. Pada siapa lagi diri kembali, selain berpasrah kepada-NYA.

Buat kita yang ga baik baik aja, makasih udah bertahan sejauh ini. 

Kita semua sakit, cuma dengan cara yang berbeda

Dan menyerah bukan pilihan.

Kita bisa membohongi semua orang tapi tidak dengan hati kita. Tetap tumbuh walau sering runtuh. Tetap tumbuh walau hati lebam membiru.

Sabtu, 27 November 2021

YOU

 You are my journey, 

you are my destination.

Stay here without you my dear, it is difficult.

You are in my prayers everytime.

Your absence tests me every moment. Eventhough I'm in crowded situations, but your shadow stand up there.

You make everything in my life complete

it's my passion that I become worthy for you. I just wanna live together with you. But I don't know why that's so difficult for us.

I wanna house, I wanna live comfortably, but never more than I wanna be together whole day with my husband

Senin, 27 September 2021

Kasih sayang

Semakin Kita dewasa Kita akan semakin menyadari bahwa rasa sayang itu bukan berawal dari kata I love you. Seperti kasih sayang Tuhan, mampukan Kita merasakan dan mendeskripsikan nya setiap Hari?

Lewat hembusan nafas dan detak jantung kita setiap hari juga bagian kecil dari kasih sayangNYA yg tak terhingga.

Suamiku, sering kali begitu sulit menerka apa yg kamu pikirkan karena laki-laki seringkali tak pandai berbicara dan aku tak begitu peka merasakannya.

Hingga kutemukan surat yg pernah kutulis setahun lalu ternyata masih kau simpan. Ternyata sehalus itu perasaan mu. I promise akan menjadi istri yg lebih memahami kamu lagi. aku terharu karena ternyata kamu menyimpannya.

Rabu, 04 Agustus 2021

My Inner Child

Inner child aku muncul apa ya siang ini.

Dulu waktu SMP kalo pulang sekolah aku gasuka rumah masih kotor banget

Aku kerjain semuanya sendiri. Tapi sambil nangis guling-guling

I can't control that

Seminggu ini kerjaanku disekolah lagi banyak banget, siang ini aku minta tolong abi buat jemurin baju. Sampe jam 12 Tak juga dijemurin selalu bilang nanti-nanti

Nangis kencenglah aku

Kamu tau ga Masa yg paling bahagia menurutku justru ketika tinggal diasrama bersama anak-anak. Aku tidak merasa sefragile ini sama persis ketika masa2 remaja ku dulu

Senin, 10 Mei 2021

Pasrah

Usiaku 28 tahun. Terlahir dari keluarga yg biasa-biasa saja. Tapi aku selalu punya impian yg lebih besar. Kadang Tuhan mengujiku ini dan itu tapi Tuhan juga selalu memberikan jalan keluarnya. Yah... Benar hidup itu sangatlah tidak mudah dan berliku. Aku Kira setelah menikah hidupku akan seperti cinderellla yg bahagia ketika bertemu pangeran. Ternyata tak semudah itu. Aku masih harus terus berjuang. Aku juga membenci diriku yg selalu merasa kekurangan. Kekurangan nafkah bathin. Tapi suamiku bilang aku kurang bersyukur.

Ujian terus berlanjut suamiku diberhentikan dari tempat bekerja dan sekarang menganggur. Aku harus menghidupi diriku sendiri. Seharusnya ku ucap syukur aku masih bisa bekerja. Banyak yg lebih menderita dariku. Tapi aku lelah juga kadang. Dari sejak kuliah aku berusaha hidup mandiri. Kuliah dengan Beasiswa, dan bekerja dan tak pernah merepotkan kedua orang tua.

Apa itu definisi sukses?

Apakah sukses adalah ketika Kita punya rumah dan mobil dan kendaraan lainnya?

Sungguh aku tak memiliki semua itu.

Aku harus menerima kenyataan bahwa aku dan suamiku memang Tak memiliki apa-apa lagi.

Aku juga sadar kini Tak bisa bergantung pada suamiku. Karena ternyata suamiku bukan tipe pekerja keras. Hanya mau bekerja di pabrik dengan gaji tinggi. Kalo kerja jualan dia gengsi.

Aku harus bagaimana dengan semua ini?

Aku sungguh kagum dengan wanita diluar Sana yg tangguh menjadi tulang punggung keluarga. Sungguh kalian hebat. Aku Tak sehebat mereka. 

Mataku sering tak bisa berhenti mengalir air mata di malam hari.

Ekonomi keluarga, kehidupan rumah tangga, semua berputar dikepalaku.

Berikan aku nasehat please untuk menerima semua keadaan ini.

When you feel so hopeless, Inget ayat ini:


وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ


Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.