Senin, 25 Agustus 2014

Lihat Senyum Mereka


Hidup itu indah.... Percayalah.....
Apa yang kamu lakukan dengan hati, tak akan pernah sia-sia. Karena mereka juga akan menerimanya dengan hati. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu lakukan. Meskipun sekarang ini terkadang terlihat mereka tak sebaik yang kamu inginkan, tapi yakinlah mereka juga punya hati yang tentunya tak sekeras batu. Hati mereka bahkan lebih lunak dari semua itu. Ketika kamu terus mencurahkan kasih sayang dan tak pernah menyerah untuk bersama mereka, maka yakinlah Allah yang akan mengetuk pintu hati mereka. Just do your best and Allah will do the rest.
Saat kamu tak tahu harus melangkah kemana. Lihat selalu senyum mereka. Senyum yang bisa memberikanmu cahaya.
Apapun yang sedang kamu alami saat ini. Lihatlah, mereka butuh kamu...
Butuh kamu untuk segera bangun dari keterpurukan ini.
Saat kamu bingung dengan apa yang dikatakan orang lain. Ikuti saja kemana arah kata hati kamu. Semoga Allah selalu membisikkan kedalam hati kamu apa yang terbaik. Siapa yang lebih tau yang terbaik kecuali Allah.... Sungguh Allah yang Maha Tahu segalanya.....

Dibalik rasa bimbang selalu kalian yang jadi inspirasi.
Inspirassi semangat untuk terus melangkah.

Rabu, 20 Agustus 2014

Karena Allah sayang padamu


Tak pernah menyangka ujian kesabaran seberat ini. Saat kita mencoba membersihkan hati, cobaan itu selalu saja ada. Akhir-akhir ini aku semakin yakin bahwa Allah tidak akan meninggikan derajat seseorang sampai orang tersebut mampu melewati ujian yang diberikan oleh-NYA. Kadang ingin sekali aku berkata, Tuhan aku lelah. Tapi sisi lain hatiku kemudian berkata “Baru dikasih ujian seperti ini saja kamu sudah ingin menyerah, kapan kamu lulusnya”. Aku mencoba dan akan terus mencoba melewati ujian demi ujian itu. Tuhan bimbing aku saat hatiku sudah merasa lelah.  Aku tak ingin menyerah seperti ini. Ini bukan hal mudah bagiku. Mungkin selama ini hatiku terlalu keras hingga teguran-teguran lembut-MU itu tak sampai ke dalam hatiku. Mungkin juga ini bagian dari pendewasaan diriku walau terkadang rasanya ingin sekali aku menjerit. Tapi, suara itu tak pernah bisa keluar dari mulutku. Oh Tuhan..... harusnya aku tidak seperti ini harusnya aku melihat bukankah untuk menjadi kupu-kupu seekor ulat itu harus tersiksa dahulu berpuasa untuk menjadi kepompong, kulitnya terkelupas sedikit demi sedikit untuk keluar dari kepompong kemudian dia menjadi makhluk baru yang indah. Yakinlah Rat, kamu pasti bisa melewati semua ini, yakinlah Allah selalu menyayangimu.......

Senin, 18 Agustus 2014

Mata Itu Selalu jujur


Malam ini aku lelah, bahkan sangat lelah. Ini bukan pertama kalinya aku seperti ini, bahkan bisa jadi seringkali, tapi aku juga terlalu sering mengabaikannnya. Pernahkah kamu merasakan? Ketika perasaanmu tersakiti seakan semua tubuhmu juga ikut lelah?

Aku tau mungkin Allah kembali mengujiku, entah ini sudah ujian yang keberapa dan aku selalu merasa lelah saat menghadapinya. Tapi ternyata mata memang tak pernah bisa berbohong. Saat aku mencoba meredam semuanya dan aku berusaha menjadi tegar. Air mataku tumpah ruah. Ini bukan hal yang aku inginkan. Menangis. Aku harap aku kuat, tapi ternyata aku salah. Banyak sekali pikiran berkecamuk dalam diriku. Aku tak setegar batu karang itu. Apalagi jika dituduh dengan kata-kata yang sangat aku benci. Kata-kata kasar. Itu menyakitkan. Apalagi jika yang mengatakannya adalah orang yang paling sangat dekat. Ya Allah semoga Engkau selalu melembutkan hatinya.
Aku rasa aku tak perlu mengatakan banyak hal,
air mata itu lebih dari cukup untuk mengungkapkan segalanya.

Minggu, 17 Agustus 2014

Ketika Allah Mengujimu dengan Cinta


Pernahkah kamu jatuh cinta?
Mungkin sebagian orang akan menjawab belum, dan sebagian lagi akan menjawab sudah.
Tapi aku yakin mungkin setiap orang menginginkan perasaan ini....
Dulu ketika aku belum pernah merasakan perasaan yang seperti ini, aku merasa penasaran apa sih cinta itu? Kenapa semua orang seperti dibuat gila ketika merasakannya?
Dulu aku juga sempat untuk berfikir kelak ketika jatuh cinta, aku ingin mencintai pria dengan syarat-syarat yang sudah ada dalam otakku....

Tapi pernahkah kamu tau... Ternyata aku tak pernah bisa memilih akan jatuh cinta kepada siapa saat perasaan itu datang. Memang, perasaan itu muncul begitu saja. Hati kamu yang merasakannya bahkan otak ini seperti mengikuti begitu saja arah hati. Syarat-syarat itu tak akan lagi berlaku. Mungkin itu anugerah dari Yang Maha Kuasa, sekaligus itu merupakan sebuah ujian. Ujian bagaimana kita mengendalikan perasaan itu. Saat tiba-tiba demam rindu itu datang, saat tiba-tiba harus menahan pandangan dan perasaan ketika dia didepanmu. Saat harus memendam perasaan hinggga waktunya tiba. Itu tidak mudah, tentu saja. Godaan itu selalu ada. Atau setidaknya untuk mengendalikan saat perasaan itu begitu menggebu-gebu itu adalah hal yang susah. Bahkan ketika kamu jatuh cinta semua hal yang terjadi biasa aja terasa menjadi berlebihan dan seolah-olah berhubungan antara kamu dan dia. Seolah-seolah kamu berfikir bahwa mungkin saja diantara kalian itu ada ikatan batin. Padahal siapa yang bisa menebak perasaan orang lain coba. Realita yang sebenarnya adalah ketika kamu tidak sedang jatuh cinta, hal-hal yang seperti itu tidak berasa ada hubungan apa-apa antara kamu dan dia . Semua berjalan biasa aja, tidak ada yang perlu di lebay-lebaykan.

Cinta itu adalah perasaan yang suci, bukan? Jadi Allah pasti punya rencana tersendiri kenapa memilih seseorang untuk merasakannya. Harusnya kita bisa mengendalikan diri saat perasaan itu datang. Yakinlah saat kita jatuh cinta pada seseorang belum tentu orang itu akan menjadi jodoh kita. Siapa yang tau soal jodoh kita, kecuali Allah. Biarlah jodoh itu menjadi misteri Allah, yang kelak di waktu yang tepat dia akan datang meminangmu. Wanita yang hebat adalah dia yang mampu menjaga dirinya sampai pangerannya datang. Jatuh cinta itu boleh, karena itu perasaan diluar kemampuan kita. Tapi kita bisa untuk mengendalikannya, menjaga hati kita. Tetap selalu mengingat Allah, pasti Allah akan menjaga kita. Jatuh cintalah dalam diam, seperti Fatimah dan Ali yang tak pernah saling mengungkapkan perasaannya, tapi akhirnya Allah mempersatukan mereka.

Meskipun ketika nanti kita jatuh cinta dalam diam pada seseorang dan ternyata dia bukan jodoh kita. Itu pasti karena dia bukan orang yang terbaik buat kita. Percayalah Allah selalu lebih mengetahui apa yang terbaik buat kamu. Apakah kamu tidak ingat dengan firman Allah dalam QS. Al-baqarah ayat 216 “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”
Ketahuilah…
Tak selamanya hal yang kita benci tidak baik dan tak selamanya hal yang menurut kita baik selalu baik. Sesungguhnya Allah Maha Pemilik Kebaikan yang Abadi. Dan hanya Allah lah yang Maha Mengetahui atas kehendak hati hambanya.

Sabtu, 16 Agustus 2014

Entah Apa


Aku sudah berusaha bahagia dengan hidupku dengan melepasmu, kelihatanya berhasil dan semua baik-baik saja. Tapi ternyata diluar dugaanku, setiap malam-malam begini kamu sering kembali dalam ingatan berkeliaran. Pikiranku masih ingin menjadikanmu sebagai topik utama, dan hatiku masih mau membiarkanmu berdiam lama-lama disana. Aneh memang jika aku sering memikirkan kamu yang tak pernah memikirkanku. Tentu saja kamu tak merasakan apa yang kurasakan, juga tak memiliki rindu yang tersimpan rapat-rapat. Aku sengaja menyembunyikan perasaan itu agar kita tak saling mengganggu. Bukankah dengan berjauhan seperti ini semua terasa lebih berarti? Seakan-akan aku tak pernah peduli, seakan-akan aku tak mau tahu, seakan-akan aku tak memiliki perhatian. Bagiku sudah cukup seperti ini aku dan kamu, tanpa kita.

Entah mengapa akhir-akhir ini sepi sekali. Aku seperti berbisik dan mendengar suaraku sendiri. Namun, aku masih saja heran. Dalam gelapnya malam ada banyak sekali cerita berseliweran dalam otakku. Ini bukan yang baru bagiku duduk berjam-jam tanpa merasakan hangatnya perhatianmu melalui pesan singkat. Dari awal ketika kita pertama kali berkenalan, aku hanya ingin melihatmu bahagia. Senyummu adalah salah satu keteduhan yang ingin kulihat setiap hari. Dulu, aku sempat berharap bisa menjadi salah satu sebab kau tersenyum setiap hari. Tapi ternyata harapku terlalu tinggi. Aku berusaha memahami itu, setiap hari, setiap waktu, aku berusaha meyakini diriku bahwa aku tak boleh berharap terlalu jauh. Aku lelah, itulah perasaanku. Sudahkah kau paham? Belum. Tentu saja. Aku menulis ini ketika mataku tak kuat lagi untuk menangis, mulutku tak mampu lagi berkeluh. Bisakah kau bayangkan rasanya jadi seseorang yang setiap hari menahan tangisnya agar terlihat baik-baik saja?