Sabtu, 16 November 2019

Ketika hatimu bersedih

Orang beriman selalu punya cara untuk menata hatinya meskipun apa yang ia terima berlawanan dengan apa yang diinginkannya. Saat mendapat musibah, air matanya menetes, namun hatinya tetap yakin bahwa apa yang diberikan Allah adalah yang terbaik baginya. Jiwanya mungkin lelah, pikirannya mungkin penat, tapi tidak dengan hatinya. Hati yang terus yakin bila ia diuji oleh Allah itulah tanda bahwa Allah masih begitu sayang padanya.

“Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya” (HR. Muslim)

إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ

“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kemehakuasaan Allah) bagi setiap orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur” (QS Luqmaan: 31).

Catatan ini ditulis ketika aku begitu merindukan suamiku. Aku percaya Allah mendengarkan doa-doaku. Doa-doaku yang semoga melangit untuknya. Aku begitu kagum dengan cara Allah menanamkan rasa cinta dalam hatiku. Seseorang yang awalnya bukan siapa-siapa kemudian menjadi setengah dari jiwaku.

Bagiku doa bukan hanya sekedar dikabulkan atau tidak. Doa adalah cinta, sebuah untaian cerita yang membuat hati tenang setelah melantunkannya. Ketika aku tidak bisa berbuat apa-apa disaat aku merindukannya. Aku memutuskan mengambil wudhlu, sholat dua rokaat, dan menangis dihadapan Tuhanku. Sungguh Allah itu Maha baik. Seberapa banyak air mata kita tumpah ketika berdoa. Allah selalu mendengarnya. 

Allah tau Kamu lelah, Allah tau ini hal yang sulit untukmu, tapi Allah juga tau kamu mampu melewati semuanya. Allah tidak pernah menempatkan hambanya pada posisi yang salah. Maka jangan pernah berhenti berharap dalam berdoa kepada Tuhanmu.

#I love you my husband, more than this words

Selasa, 05 November 2019

Where are you?

Aku tahu sedetikpun suamiku tak akan pernah membaca tulisanku.
Aku dengan bahasa cinta yang verbal. Dan dia dengan bahasa cinta tindakan.
Rasanya sulit bagiku menyampaikan rasa ketika kami sedang berjauhan...
Terkadang aku lelah sekali dengan jawaban singkat suamiku yg hanya menjawab seperlunya. Aku mengerti dia menyayangiku Dan aku menyayanginya.
Tapi aku tersiksa ketika dia tak pernah mengatakannya.
Apa susahnya cuma bilang "aku sayang kamu"
Apa susahnya mengirim pesan disela kesibukan "bagaimana kabarmu hari ini sayang"
Bahkan ketika aku bilang "selamat pagi sayang"
Dia bilang gak suka.
Aku kehilanganmu abi... Sungguh...
Maaf abi, aku hanya suka menulis, jadi aku tulis perasaanku ini lewat tulisan.