Kamis, 28 Juli 2016

Dikejar Bayangan


Aku sudah berlari sejauh ini menyeberangi laut jawa, mengapa bayangmu malah semakin nyata. Lalu kemana aku harus membawa sepotong hatiku ini, malam ini air mata ini tak mau berkompromi juga, sekuat tenaga ku berusaha menahannya malah semakin tumpah ruah. Jika sudah seperti ini aku hanya merasakan pasrah ditimpa semua kenangan. Bukan kenangan, karena kenyataanya kita tak pernah mengukir kenangan bersama. Hanya aku yang terlalu menyiksa hatiku sendiri, semua salahku tentunya bukan salahmu, bukan salah kita. Mengapa aku mengijinkan hatiku terluka. Aku kehabisan kata-kata menahan semua rasa ini. Berusaha tegar dan kuat, membuktikan pada dunia bahwa aku telah layak disampingmu. Tapi kenyataanya selalu sama, aku masih berada disini membawa payung yang tak pernah juga kau sambut mungkin tak akan pernah kau sambut. Lalu aku harus kemana jika sudah seperti ini. Sekuat apapun aku berusaha melupakan, jika kenangan masih diangan maka sesedahana senyuman itu hanyalah kepura-puraan.Kau tak tau apa tak mau tau? Atau kau memang tahu tapi hanya berlalu? Jelaskan padaku, apa aku kurang cantik? Apa aku kurang baik? Apa aku kurang terdidik? Bisakah kau jelaskan padaku apa yang kurang dariku, mengapa kau tak pernah sedikitpun menoleh padaku. Hai... come on, I’m here. Still here. Hanya untuk membuktikan aku layak bersanding denganmu.