Ini tentang kisah kita, yang
tertulis rapi dalam memoriku. Tentang doa-doaku yang terus menguntai ke langit.
Sampai saat ini dan entah sampai kapan aku terus menyebut namamu dalam doaku.
Bagiku cinta itu sederhana, sesederhana ketika kamu datang membawa energi baru
dalam hidupku. Mencintai selalu menciptakan keberanian dalam hidup. Seperti aku
yang berani menatap masa depan ketika ku tahu hatiku telah jatuh cinta. Bukan
cinta yang mengumbar hawa nafsu, cinta ini selalu menuntunku menuju kebaikan. Bukankah
cinta itu indah ketika tersimpan rapat-rapat dalam hati. Biar saja kugenggam
lewat doa-doaku. Selalu tentang aku yang mengagumimu dari balik rasa semangatku.
Semangat yang terus mengalir dalam jiwaku, semangat yang selalu mampu membawaku
berdiri tegar hingga saat ini. Cinta yang selalu mampu menghidupkan asa dan
cita dalam hidupku. Demi berdiri tegak menatap masa depan bersamamu.
6 tahun yang lalu, aku hanya
seorang gadis biasa bermata lugu yang meraba-raba tentang arti sebuah
kehidupan. Tentang bagaimana menatap indah hidup ini dengan senyuman, tentang
bagaimana menyapa kawan untuk menjadi teman, tentang bagaimana mengerti
kehidupan lewat sebuah pengalaman. Dulu tak pernah terfikirkan olehku bagaimana
caranya menyentuh kehidupan. Hanya berani menerka-nerka lewat belasan buku yang
kubaca. Hingga kamu datang dengan cara yang sederhana, disebuah perkemahan akhir
tahun , kau duduk bersama sahabatku lalu kau sempat bersenandung,
“Ketika mimpimu yang begitu indah
Tak pernah terwujud...
Yasudahlah.
Saat kau berlari mengejar anganmu
Dan tak pernah sampai..
Yasudahlah.”
Dari sanalah
pertama kali tanpa sengaja sahabatku mengenalkanmu kepadaku. Nama yang tak
asing terdengar ditelingaku. Oh iya tentunya, guru kimia selalu menanyakan
tentang nama itu padaku, apakah aku mengenalimu? Karena kata guruku kita
berasal dari desa yang sama. Ternyata itu kamu, lelaki sederhana yang sekarang
mampu menambatkan senyum dihatiku.
Usia kita yang
berbeda 4 tahun dengan segala kesibukan dan rutinitas yang berbeda, tak banyak
waktu yang bisa menyatukan aku dan kamu. Tak pernah sekalipun aku menutut hal
yang memberatkanmu, namamu selalu terukir dalam doaku meski kita jarang sekali
bertemu. semoga kau bahagia dengan hidup yang kau jalani. Bagiku mencintai bukan bagaimana memaksamu
untuk mau bersamaku, tapi bagiku mencintai adalah bagaimana kita dengan ikhlas
mendoakan. Hanya itu yang bisa kulakukan saat ini. Karena aku tak ingin merusak
perasaan ini dengan hal-hal yang terkesan terburu-buru. Biar saja skenario Tuhan
yang berjalan. Apakah aku dan kamu akan bersatu atau tidak, bukankah itu tetap
akan menjadi rahasia yang indah?. Iya hidup ini memang sebuah misteri, sebuah
rahasia. Disitulah justru letak keindahannya. Kita belajar bersabar, belajar
tentang sebuah proses penerimaan kehidupan, belajar tentang proses menjalani.
25 Oktober 2016
kau datang kewisudaku membawa sebuket bunga putih. Aku yakin bunga itu
sebenarnya tak mempunyai makna apapun ketika kau berikan kepadaku, hanya
sebagai ucapan selamat atas keberhasilan wisudaku. Aku paham sekali, akupun tak
ingin berharap terlalu tinggi. Bagiku kau hadir diwisudaku saja itu sudah
hadiah yang indah yang Allah berikan padaku. Kau hanya khusus datang kepadaku
menyelakan waktu di saat istirahat kerjamu demi menemuiku. Aku tahu betapa
macetnya perbaikan jalan trangkil, namun nyatanya kau mampu melewati semua itu.
Hanya untuk datang. Entah, mungkin kau datang sebagai sahabatku. Atau karena
kamu merasa kasihan padaku jika tak datang, karena aku begitu mengharap
kedatanganmu.
Sebenarnyapun aku
tak pernah tau seperti apa aku ini dihatimu. Apakah teman? Rasanya bukan karena
kita jarang sekali berkomunikasi, hanya saat tertentu saja. Atau karena kau
tahu aku menyukaimu tapi kau merasa kasihan padaku, itu yang selalu menjadi
pertanyaan dalam kepalaku. Entah apapun sebagai teman atau sebagai apapun aku
dalam hidup kamu, aku akan selalu mendoakan kebahagiaanmu. Kamu jangan terlalu
mencemaskan perasaanku. Lakukan saja hal terbaik dihidupmu, jadilah orang yang
bahagia. Bahagiakanlah keluarga kamu, jujur aku sangat menyayangi mereka, adik
kecil kamu yang sekarang SMA, kamu harus berjuang untuk bisa membiayai
kuliahnya nanti. Aku selalu berdoa semoga Allah melancarkan rejeki kamu. Satu saja
pesanku untukmu jangan lupa bahagia, hadapi harimu dengan penuh senyuman,
yakinlah hidup ini selalu indah.