Sabtu, 30 Maret 2019

Makna Belajar

Anak: "Emang abla gak capek apa belajar terus?"
Aku: "Gak Ada belajar yang gak capek sayang."
Anak: "Terus kenapa abla belajar terus?"
Aku: "Karena Allah menilai proses kita, bukan hasil akhir. Allah melihat seberapa tangguh Dan ikhlas Kita belajar. Allah gak akan Tanya berapa nilai Kita atau berapa banyak penghargaan yg Kita peroleh tapi Allah akan lihat, ikhlas gak Kita? Jujur gak Kita? Benar gak Kita prosesnya."
Anak: "Oh gitu. Iya juga ya Abla..."

Begitulah mengobrol dengan anak-anak selalu membuka cakrawala pemikiranku. Selalu ada saja hal yang mereka tanyakan, kenapa A, kenapa B, kenapa gak C. Anak-anak membutuhkan jawaban dari setiap pertanyaannya, meski sederhana tapi sebenarnya dari sanalah mereka belajar. Pernah suatu waktu dalam diskusi panjang bersama temanku kita membahas kenapa ada letusan gunung berapi. Dilain hari ternyata anak-anak menanyakan padaku proses gunung berapi. Bersama kalian menginspirasi abla, untuk belajar banyak hal, berbagi banyak hal dan saling mengisi satu sama lain.

"Ya Allah, anak-anak semua disini, Engkau percayakan kepadaku. Terkadang ada masa aku merasa begitu kesulitan membimbing mereka, maka bantu hamba Ya Allah... hamba tau hamba banyak kekurangan,  hamba minta agar kekurangan hamba tidak menjadi buruk juga bagi mereka... bantu hamba untuk mengenalkan nama-Mu di hati mereka ya Allah... karena sesungguhnya Engkaulah sang pemilik hati"

Jumat, 29 Maret 2019

Mengajak Kebaikan


“Mengajak untuk berjalan di atas kebaikan mungkin memang tidak semudah menawarkan pernak pernik kesenangan. Tapi yakinlah.. mgkn saja ada keshalihan yg mengintip dari celah hati yg begitu rindu akan sejuknya kalam. Ada jiwa yg ingin kembali mentadabburi firman. Maka jadilah pribadi yg tdk sekedar shalih, namun muslih. Saat keshalihan dlm dirimu mampu mmbawa perbaikan & kebaikan utk sekitarmu. Saat keshalihan & teguhnya imanmu, dpt mngajak orang lain kembali pd keridhoan Rabb yg dituju. Semoga Allah tetapkan hati qt senantiasa dlm keistiqomahan, terus berlomba dlm kebaikan, menjemput cinta-Nya yg kian dirindukan.”

#Tulisan ini kutipan dari mbak Dewi Nur Aisyah, Semoga bisa menguatkan kamu dalam mengajak kebaikan.

La Tahzan

Kita memang lebih sering menangis dalam setiap doa ketika kita diberikan ujian, ditimpa musibah, atau berhadapan dengan masalah. Ketika tidak ada lagi tempat untuk berkeluh kesah, kau akan sadar bahwa Allah adalah satu-satunya yang selalu ada untukmu. Jika kau ingin mengatakan sesuatu pada Allah, maka sholatlah. Jika kau ingin Allah mengatakan sesuatu padamu, maka bacalah Alqur'an. Lalu dengan air mata yang masih mengalir deras tanpa seorangpun tahu, kamu membuka mushaf. Dan ternyata benar Allah mengatakan sesuatu kepadamu.

إِنَّ ٱللَّهَ لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ يُحْىِۦ وَيُمِيتُ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِن وَلِىٍّ وَلَا نَصِيرٍ

Sesungguhnya kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan. Dan sekali-kali tidak ada pelindung dan penolong bagimu selain Allah. (QS. At Taubah: 116).

"Ya Allah, tunjukkanlah kami jalan yang lurus". Berikan kami kekuatan dan kesabaran. Serta lembutkan hati kami.

Kamis, 28 Maret 2019

Jangan Menyerah

Adakalanya Kita ingin menyerah mengahadapi sesuatu. Berkali-kali mencoba namun selalu gagal. Jatuh, bangun lagi, jatuh lagi, bangun lagi begitu seterusnya. Tapi terkadang kita merasa berada dititik jenuh. Wajar kita juga manusia yang tak mungkin sempurna. Kamu boleh istirahat sebentar tapi jangan berhenti, jangan menyerah, sehingga menjadi air keruh. Kau tahu kan air danau yang tidak bergerak bisa menjadi berbau, keruh, dan tak berguna. Jangan sampai kita menjadi seperti air yg keruh. Jadilah air yang jernih. Air yang menyejukkan dahaga bagi yang mebutuhkannya.

Jalan kehidupan ini memang tidak mudah, terjal, dan panjang. Namanya juga dunia, Tempat kita ditempa, tempat Kita mencari bekal, tempat kita berjuang untuk meraih ridhlo-NYA. Agar kita tidak menjadi manusia yang menyesal diakhir perjalanan hidup kita.

Allah tidak melihat hasil akhir kita, tapi Allah melihat proses kita, Allah melihat usaha kita, Allah melihat hati kita, tuluskah kita? Ikhlaskah kita dalam setiap perbuatan?
Jadi jangan menyerah, ketika Kita merasa telah berjuang tapi tak juga terlihat perubahan disekitar kita. Kau tahu, bahkan Nabi Nuh pengikutnya hanya sedikit, Istri dan anaknya bahkan juga tidak beriman. Tapi Nabi Nuh tetap dengan sabar berjuang dan tidak menyerah.

Hidup ini memang tidak mudah, tapi hidup ini juga tidak sesulit yang kamu pikirkan. Just do it, and Allah will do the rest.

Ketabahan itu ekspresi iman dan tawakkal. Dan buat orang yang tabah, kadang ujian berasa seperti wisata. Wisata untuk menikmati kedekatannya kepada Allah. Momen-momen yang ga dirasain kecuali pas lagi diuji Kan?Jangan menyerah, Jangan berhenti berharap. Karena keajaiban itu ada dalam harapan baik seorang hamba kepada Rabbnya.

Cinta yang Sederhana

Beberapa hari ini aku merindukan banyak hal, merindukan rumah, kenangan masa kecil, dan rindu bapak ibu. Semakin kita menua, semakin kita memikirkan masa lalu. seakan-akan setiap kali waktu bergerak maju, kita merasa rindu pada masa yang telah jauh di belakang. kita khawatir esok tidak lebih baik dari kemarin. Semakin aku bertambah usia, semakin aku menengok ke belakang. kadang ke masa remaja, seringnya ke masa kecil. Pikiran ini kerap mencari jalan ke rumah. 

Bapak: "Mau makan apa?"
Aku: "Mboten sah Pak." ( gak usah Pak)
Bapak: "Mau telur goreng? Bapak buatin."
Aku: geleng kepala.
Bapak: "Mau mie rebus? Bapak masakin"
Aku: "Boten sah Pak."
Bapak: "Sudah makan?"
Aku: "Dereng." (belum)
Bapak: "Mau dibelikan lauk diluar? Bapak belikan ya.."
Aku: "Boten Pak, cuma mau tidur aja. Karena capek banget diguyur hujan dari semarang sampai rumah."

Begitulah bentuk cinta bapak begitu sederhana namun baru kusadar lebih bermakna dari sekedar kata-kata "bapak mencintaimu nak", meski sudah sedewasa ini namun perhatiannya tetep utuh seperti kala aku kecil dulu. Makasih ya Bapak tetap Perhatian padaku meski putri kecilmu kini sudah bertumbuh dewasa. Semoga Bapak sehat selalu ❤ semoga Ratna bisa menjadi anak yang membahagiakan Bapak dan ibu di dunia dan akhirat.

Aku: "Mamak ini ikannya ambil satu-satu atau gimana?"
Mamak: "Ambil secukupnya nduk."
Begitulah mamak, selalu mengajarkan kesederhanaan, jangan berlebih-lebihan dalam hidup

Dilain waktu,
Aku: "mak aku gak mau ikut piknik, aku mau dibelikan sepeda aja"
Beberapa hari kemudian mamak sudah mendaftarkan aku piknik dan membelikanku sepeda.alasan mamak, "mamak tahu kamu butuh hiburan, dan butuh sepeda itu."

Setiap lebaran dikala kecil
Aku: "Mak, aku mau roti astor, kerupuk bukur, kembang api dan air mancur."
Mamak: "Doakan jualan mamak laris ya, Nanti pulang bisa beliin yang nduk mau."

Aku terharu dengan semuanya, tak ada yang bisa menggantikan cinta mamak dihatiku. Cinta yang sederhana namun meneduhkan.  Ketika aku sudah beranjak dewasa dan ingin memberikan sesuatu untuk mamak

Tahun lalu
Aku:"Mamak mau dibelikan apa?"
Mamak:"Gausah nduk uangnya disimpan kamu aja, nanti pasti perlu."
Aku:"InsyaAllah ada uang cukup kok mak, mamak mau baju baru?"
Mamak: "Gausah nduk."
Aku: "Mamak kita makan direstauran bersama-sama yuk sekali-kali, jangan khawatir soal uangnya."
Mamak: "Mamak gak pengin apa-apa nduk, jika ada yang mamak inginkan adalah mamak ingin melihat kamu menikah dan bahagia."
Aku: seketika itu tak bisa berkata apa-apa.

Aku hanya ingin menikah dengan seseorang yang Allah ridhlo mak, yang memperjuangkanku dengan cara yang halal lagi diridhloi Allah. Seseorang yang bukan hanya mencintaiku tapi juga mencintai keluarga kita karena Allah. Karena pernikahan bukan hanya menyatukan dua manusia tetapi juga dua keluarga.

Dari Mamak,

Nduk, ketika kamu menikah nanti, menikahlah dengan laki-laki yang ketika nanti anak-anakmu bertanya tentang siapa dia, satu kalimatnya ini akan menjadi jawaban terbaik untuk anak-anakmu.

"Karena ayahmu adalah orang baik, Nak"

Cukuplah dengan orang yang baik. Jangan terlalu khawatir.

Minggu, 24 Maret 2019

Sebuah Renungan

Sejatinya hidup ini memang menunggu. Lalu seorang teman berbisik,  menunggu jodoh misalnya, menunggu cita-cita kita terwujud, menunggu wisuda, menunggu mendapatkan pekerjaan. 
Bukankah itu semua hal duniawi yg Kita tunggu?
Kalo ajal lebih dulu datang bagaimana?
Sudah siapkah perbekalan Kita?
Seringkali kita mempersiapkan diri sebaik mungkin demi menjemput jodoh, cita-cita, pekerjaan, dan impian. Tapi pernahkah kita mempersiapkan diri untuk berjumpa dengan Allah?
Sudah cukupkah amal kita ketika ajal datang menjemput?
Sudah kuatkah iman Kita sehingga kita bisa meninggal dalam keadaan khusnul khotimah?

Hidup tak lain hanyalah sebuah cerita dalam episode-episode waktu yang pendek. Namun, dalam ceritanya yang pendek itu, di akhirat nanti ada pertanggungjawaban yang panjang. Sudahkah kita menjadikan hidup sebagai bekal kepulangan?

Apakah waktu kita ternyata habis begitu saja? Apakah kita sudah siap jika kelak ditanya waktu ini terpakai untuk apa?

Nanti

Never in my life had I thought that I would be your wife.
I think I have made the right decision.
So let's continue the adventures together.
Through the ups and downs.
Forever always.
Until Jannah.
I love you, calon suamiku.

Jumat, 22 Maret 2019

Belajar Tentang Ikhlas

"Assalamu'alaikum mba ratna, InsyaAllah bulan depan aku nikah mba. Minta doanya ya mba yaa."
Pesan dari seorang sahabat yang jauh disana pagi ini. Aku bersyukur, terharu, bahkan hampir menangis akhirnya ia akan menyempurnakan separuh agamanya bersama seorang yang dia percaya sholih dan baik agamanya.

Dia adalah seorang sahabat yang lembut tutur kata dan perilakunya, aku banyak belajar darinya tentang ketulusan, kelembutan dan keikhlasan. Satu hal yang selalu ia katakan padaku, "Allah pasti punya rencana yang indah buat mbak". Dia memberiku semangat dalam meraih cita-cita. Satu hal yang selalu dia ingatkan padaku, "Ajari mahasiswa mba tentang ikhlas, seperti yang sudah mba usahakan selama ini mba". Ah aku yang lemah ini masih belajar banyak kepadanya yang selalu tegar dengan segala cobaan yg Allah berikan.

Tentang rasa ikhlas yang masih terus kami usahakan agar Allah ridhlo. Suatu malam dalam diskusi yg indah sahabatku membaca ayat Alqur'an, "Jangan menukar ayat-ayatku dengan sesuatu yg Hina"

{وَلَا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا وَإِيَّايَ فَاتَّقُونِ} [البقرة: 41]

“Janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah. Dan bertaqwalah hanya kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah, 2: 41).

Sudahkah ikhlas apa yang kita lakukan selama ini? Atau kita justru sibuk dengan selalu  menyebutkan saya, saya, saya hingga terjatuh dalam kubangan dosa kagum terhadap diri sendiri dan riya. Padahal kebaikan itu tidak bisa beriringan dengan suatu kejahatan, karena kebaikan adalah baik dan kejahatan tetaplah kejahatan. Ketika kita tidak ikhlas dan riya maka kita lupa segala sesuatu datangnya dari Allah.

Semakin tinggi keimanan seseorang  maka semakin merunduk dan rendah hatinya. Ketika berjalan dalam suatu kebaikan tentunya banyak sekali rintangan yg akan menghadang kita. Rasulullah dahulu bahkan sampai dicaci maki ketika mengajak kebaikan. Sahabat Rasulullah Ali dan Umar radhiallahu anhu bahkan meninggal dibunuh ketika sedang melaksanakan sholat. Kebaikan yg penting dan besar akan dihalangi oleh penghalang dan berbahaya. Tapi jangan takut karena untuk jalan ridhlo Allah, Allah akan bersamamu jika kamu melakukan semuanya ikhlas karena Allah. Bila Allah sudah ridhlo, seluruh manusia menolak tdk masalah. Karena setelah Allah ridhlo menjadikan manusia lain menerimanya tanpa kita minta.

Ikhlas satu hal yang harusnya menjadi dasar penting dalam setiap langkah kita. Namun kita sering melupakannya.

Selasa, 19 Maret 2019

Sabar dan Syukur

Kehidupan yang kita jalani seperti denyut jantung kita. Terkadang kita berada dipuncak kebahagiaan, namun sebaliknya terkadang kita jatuh dalam jurang kesedihan. Terkadang kita lupa, justru disaat kita sedih itulah seharusnya kita semestinya merasa bersyukur, Allah masih mau menyapa kita. Mengharapkan kita semakin dekat pada-NYA. Saat kita mampu dengan hati yang ikhlas mengharap ridhlo-NYA, tentu Allah akan meninggikan derajat kita disisi-NYA. Surga adalah janji-NYA, bagi orang-orang yang ikhlas dan bersyukur. Apa kau tak menginginkan surga-NYA?

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)

Satu lagi pelajaran yang berharga, bahwa saat kita menginginkan sesuatu. Kita harus menurunkan ekspetasi, meninggikan syukur, memperluas sabar, serta menyempitkan ego. 

Sekali-kali dalam hidup ini cobalah untuk tidak berekspektasi terima segalanya dengan penuh rasa syukur, luaskan kesabaranmu ketika menghadapi masalah. Karena Allah tidak akan membebankan sesuatu diluar batas kemampuanmu. Pastikan saja kamu punya lautan rasa sabar dan hati yang selalu mengucap syukur. Maka kamu akan bahagia dengan penerimaan.

Kamu Cantik Apa Adanya Dirimu

Seringkali beberapa teman mengeluh padaku, mengatakan bahwa dirinya tidak cantik. Sedikit tidak percaya diri dengan penampilannya. Percayalah, bahwa kamu cantik dengan apa adanya dirimu. Kecantikan itu datang bukan dari fisik kita, tapi ia memancar dari hati kita. Itulah mungkin yang kita sebut dengan 'inner beauty'. Kamu cantik dengan senyum tulus yang selalu mengembang diwajahmu, senyum yang kau bagikan pada sekitarmu untuk bahagia. Kamu cantik dengan akhlakmu yang selalu menolong pada sesama, kamu cantik dengan wajah bahagia karena berbagi pada sesama, kamu cantik karena meringankan beban saudaramu. Kecantikan fisik itu hanya bertahan beberapa menit dihati sekitarmu. Tapi kecantikan hatimu akan terus tumbuh mewangi mengiringi setiap langkahmu. 

Kecantikan itu tumbuh dari hatimu karena ketakwaanmu pada Yang Maha Kuasa. Jangan bersedih, dan jangan merendahkan dirimu karena Tuhan menciptakan kita dengan segala keunikan kita. Kalaupun ada yang harus kita jaga adalah kebersihan dan kesucian kita. Allah itu Maha indah dan menyukai keindahan, maka kita wajib menjaga kebersihan kita dalam rangka mensyukuri apa yang telah Allah titipkan kepada kita.

Percayalah bahwa kamu cantik dengan apa adanya dirimu. Bagaimana orang lain akan melihat kecantikanmu jika kamu sendiri tidak bisa menghargai dirimu. Bismillah, jangan sampai kita terlalu sibuk menjaga kecantikan fisik kita, tapi lupa menjaga kecantikan akhlak dan hati kita.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَ أَمْوَالِكُمْ وَ لَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”.

#Tulisan ini untuk semua wanita, percayalah bahwa kamu cantik.

Minggu, 17 Maret 2019

Seberapa Dekat Kita dengan Allah

Yang lagi banyak tugas deadline Dan banyak kerjaan, inilah ujian hidup yang sebenernya. Lebih memilih mendahulukan Allah atau mendahulukan kerjaan. Mati-matian ngejar dunia gak inget siapa yang memberikan jalan. Katanya Allah dulu, Allah lagi, Allah terus..?

Seberapa dekat Kita dengan Allah akan terlihat pada seberapa lama kita bersujud dihadapan Allah. Memohon ampunan atas segala dosa-dosa kita. Ketika hati sedang merasa dekat dengan Allah Kita akan merasa tentram melakukan sholat,  tidak terburu-buru dalam setiap bacaan, semangat dalam beribadah, dan begitu ringan membaca Alqur'an.

Intensitas ibadah mempengaruhi kedekatan Kita dengan Allah. Bagaimana akan dekat dengan Allah jika sholat saja masih malas, membaca Alqur'an masih jarang. Kecuali jika Kita telah pandai menjaga hati. Menjaga hati tetap dekat kepada Allah apapun yang terjadi. Tetapi hati kitapun bukan milik Kita. Sesungguhnya hati kita ada di jari-jari genggaman Allah, dan Dialah yang Maha membolak-baliknya. Maka kitalah yang harus berusaha menjemput cahaya hidayah tersebut. Memohon kepada Allah agar senantiasa selalu didekatkan.

Jangan sampai kesibukan kita melalaikan kita dan menjadikan diri kita semakin jauh dari-NYA. Yuk perbaiki lagi sholatnya, perbaiki lagi bacaan Al qurannya, perbaiki hubungan kita dengan Allah. Perbaiki hubungan kita dengan sesama manusia. Semoga kita selalu istiqomah di Jalan Allah.

#Self Reminder
#Refleksi Diri
#Introspeksi Diri

Jumat, 15 Maret 2019

Berbagi dalam Kesederhanaan

Bersyukur atas segala kekuatan dan kesehatan yang Allah berikan hari ini. ❤Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan dalam setiap aktivitas dan kesibukan kita. Semoga Allah memberikan kekuatan dan membimbing setiap langkah. Sehingga diri ini disibukkan Allah dalam kebaikan. Dari lembur latihan performance farewell party dormitory, bangun pagi berangkat penelitian, bolak-balik dua sekolah, hingga ngajar anak-anak BTQ. Ah lelah ini hilang seketika melihat senyuman kalian nak. Abla berharap kelak kalian akan menjadi generasi yang mencintai Alquran. Dan terakhir dilanjutkan dengan memasak bakso untuk 70 orang. Buat anak-anak apa sih ya nggak? Semoga Allah memberikan rasa cinta dalam setiap hidup kita ya nak. Abla masih senang memasak untuk kalian. Karena dari masakan inilah abla bisa mengekspresikan rasa cinta abla. Semoga kalian tumbuh menjadi wanita-wanita sholikha yang penuh cinta kepada Allah dan kepada manusia sekitarnya.

Berbagi itu tak selalu tentang materi, ketika kita bisa menyisihkan waktu dan tenaga untuk orang lain itu juga termasuk berbagi. Atau hal simpel berbagi senyum dan keceriaan kepada orang-orang disekitar kita itu juga termasuk berbagi dan terkadang itu yang lebih berarti dan dibutuhkan orang lain. Semoga kita termasuk insan yang senantiasa mencintai berbagi. Karena ada keberkahan dalam berbagi ada kebahagiaan yang Allah curahkan dihati.

Pada suatu hari seorang anak bertanya kepada ibunya,
Anak: Ibu Aku mau beli barang itu
Ibu: Boleh sayang tapi pilih yang sederhana aja ya.
Anak: Tapi kan Kita bisa beli yang lebih mahal dari itu ibu.
Ibu: Sayang, semakin sedikit harta yang kita gunakan. Semakin banyak yang bisa kita bagikan ke sekitar kita.
Anak: Terimakasih ibuku 💝

Rabu, 06 Maret 2019

Tentang Memasrahkan Segala Niat

Terimakasih banyak atas proses yg telah di jalani. Tentang kesungguhan untuk menjaga kebaikan dalam keadaan senang maupun tidak senang, kerelaan, persahabatan,  instrospeksi diri, dan tentang menurunkan ego yang tiada habisnya.

"Memang sejatinya hidup ini tentang kesungguhan belajar dari apa yg kita yakini (tauhid)" 

Sejak awal, aku selalu meminta pertolongan Allah. Untuk semua ini, untuk proses ini. Karena Allahlah pemilik segala takdir hidupku. Allah yang memiliki hatiku. Dan insyaAllah sejak dari awal Allah memberiku keyakinan untuk semua ini. Jika tidak yakin, aku tidak akan sampai pada hari ini kepadamu.

Semoga Allah SWT, menjaga kesungguhan tersebut. Semoga apa-apa yang kita niatkan karena Allah, akan bermuara padaNya pula. Dan semoga, setiap niat baik yang kita lakukan, dipermudah jalannya. 

Jumat, 01 Maret 2019

Bersyukur Dengan Segala Aktivitas

Syukuri hal-hal kecil dalam hidup ini. Mulai dari, Alhamdulillah hari ini Allah masih memberi kesempatan kita membuka mata melihat dunia. Alhamdulillah Allah masih memberikan kesehatan. Alhamdulillah Allah memberikan kita kesibukan dijalan yang baik. Alhamdulillah Allah mendekatkan kita pada teman-teman yang baik. Alhamdulillah Allah memberikan kesempatan pada kita belajar ditempat yang baik.
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7)

Bersyukurlah ketika diberikan kesibukan karena bisa jadi disitulah terdapat banyak kebaikan Dan berkah didalamnya. Karena ketika Kita diberikan waktu yang luang belum tentu Kita bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk kebaikan banyak hal. Syukuri apa yg Allah berikan kepadamu sekarang, sebelum datang waktu Allah mencabut semua nikmat tersebut.

Ketika banyak kesibukan dan tanggung jawab besar diserahkan ke kita terkadang membuat kita lupa peduli dengan orang sekitar, Hal terkecil sekedar mengucapkan terimakasih, maaf, tolong, cepat sembuh ya, Innalillahi, dll. Karena kita sibuk mengurus diri sendiri. Jangan sampai Hal tersebut terjadi ya.. ❤tetaplah peduli dengan sekitar, dengan teman, saudara bahkan orang yg Kita jumpai dijalan. Jangan sampai Kita hanya menjadi manusia zombie yang sibuk dengan rutinitas.
Allah mencintaimu jika kamu juga mencintai saudaramu.