Semua orang bilang aku terlalu
sabar memendam cinta dalam diam. bertahun-tahun tetap menunggu sesuatu yang
belum pasti dan mereka sering bertanya mengapa aku tak memastikan padamu? Apa kau
juga menyimpan perasaan yang sama sepertiku?
Apa kau tahu? Cinta tak diam. aku
mengatakannya lewat tatapan mataku kepadamu, aku mengatakannya lewat gugupnya
tingkah ketika di depanmu, aku mengatakannya lewat belasan tulisan yang selalu
tertuju padamu, aku mengatakannya lewat doa-doaku yang menyebut namamu. Aku bahkan
mengatakannya dengan sangat jelas dengan selalu memberikan kabar penting
hidupku kepadamu. Apa kau tak pernah melihatnya? Atau jika itu terlihat suram,
setidaknya hati nuranimu apakah tak bisa merasakannya?
Seandainya semua perasaanku ini
laksana hujan, hujan ini sudah begitu derasnya. Bagaimana mungkin kamu tak
melihat dan merasakannya?
Apakah kau berada di dalam gedung
tertutup hingga tak tahu hujan diluar begitu derasnya? Lalu gedung apakah yang
membentengi hatimu begitu kuat hingga kau benar-benar tidak melihat cintaku? Bagaimana
mungkin pria dewasa sepertimu tidak tahu ada gadis yang diam-diam mencintaimu
bertahun-tahun? Bagaimana mungkin? Sedangkan sorot mataku ketika menatapmu saja
mampu menjelaskan aku mencintaimu.
Jangan-jangan kamu memang tahu semua
perasaanku laksana hujan dan kau menerobos hujan dengan membawa payung, menolak
semuanya. Jika seperti itu, kau pasti merasa terganggu dengan hujan ini bukan? Mengapa
kau tak memintaku berhenti? Ah kamu benar, bukankah kita tak pernah bisa
memaksa hujan untuk berhenti? Hanya bisa ditunggu hingga reda dengan
sendirinya. Lalu kamu hanya diam membiarkan semua hujan ini tumpah ruah. Meski sekelilingmu basah
dengan air mata, kamu hanya akan bilang semua akan baik-baik saja. Matahari akan
bersinar kembali. Jadi kamu merasa tak perlu berbuat apa-apa hanya menyerahkan
pada waktu tentang hatiku.