Selasa, 15 Januari 2019

Aku, Kamu dan Gerbong Kereta

Dulu, saya tidak pernah membayangkan bahwa kisah cinta saya akan berakhir di gerbong kereta. Suatu hari saya mencintai seseorang Dan kami terlibat dalam banyak percakapan yang menyenangkan. Saya tidak percaya dengan konsep yang disebut jodoh, tapi saya merasa dia adalah orang yang bisa saya jadikan teman hidup.

Tapi pada suatu sore, imajinasi saya yang baru dimulai tentang teman hidup, tiba-tiba saja mencapai sebuah akhir. Saat itu saya mengantar dia pulang ke jogja. kami menunggu jam keberangkatan kereta yang akan dia tumpangi untuk pulang.

Dia bilang dia tidak bisa lagi meneruskannya. Ketika saya tanya kenapa, dia hanya menjawab bahwa dia tidak pernah merencanakan hubungan yang panjang bersama saya. Dia bilang dia hanya ingin bersenang-senang dan tiga bulan yang kami miliki, sudah cukup baginya. lebih dari cukup.

Pengumuman keberangkatan kereta terdengar dari tempat kami bicara. Kami berjalan menuju gerbang pemeriksaan. saya memandangnya dengan tatapan menyembunyikan air mata. dia tersenyum sebentar Dan berbalik ke arah saya. Senyum yang mengisyaratkan kata pamit.

Saya memandangi layar handphone; hendak menghubungi dia lagi untuk bertanya, apakah tidak ada kemungkinan bagi kami untuk melanjutkan kebahagiaan ini? gerbong kereta bergerak, peluit panjang berbunyi, dan saya putuskan untuk tidak memencet namanya di layar. Kadang-kadang kita tidak perlu bertanya tentang sesuatu yang tidak ingin kita dengar jawabannya. 

#anggapsajafiksi
#lovestory

Tidak ada komentar:

Posting Komentar