Di tanah air yang subur, cermin demokrasi bersinar,
Namun, bayangan
kecurangan datang menghampiri.
Suara rakyat
tergantung pada suap dan duit,
Uang meluber,
menggoda hati yang terpatri.
Pemilu yang tak
jujur, rakyat disuap dengan logam,
Harga suara
terjual, tanpa nilai yang sesungguhnya.
Bunga-bunga janji
tumbuh dari tanah korupsi,
Pohon kebenaran
tak mampu berkembang subur.
Makanan gratis
dijajakan, namun pendidikan terabaikan,
Surga janji palsu,
neraka ilmu yang terendam.
Rakyat terima,
dengan perut penuh sementara,
Namun, masa depan
terkoyak, mimpi tertahan.
Biji-biji uang
bermunculan, di lahan hati yang gersang,
Rakyat terpesona
oleh rayuan dunia yang menyilaukan.
Pemilu yang tak
jujur, mempertaruhkan martabat,
Kejujuran
terkubur, dalam lubang kepentingan liar.
Tapi, berdirilah
wahai rakyat yang bijak,
Bentangkan sayap
kritis, tolak arus suap dan rayuan.
Pendidikan adalah
cahaya, bukan hanya lemparan makanan,
Bangun negeri ini,
dengan suara yang jujur dan sejati.
Bersama-sama kita
lawan, gelapnya malam ketidakjujuran,
Perjuangkan hak
ilmu, tuntut keadilan dalam pilihan.
Pemilu yang
bersih, cita-cita yang terpancar indah,
Indonesia,
teranglah jalanmu di bawah bendera kejujuran.