Maaf terlalu egois, maaf terlalu
banyak mengabaikan, maaf terlalu takut akan rasa sakit, maaf aku terlalu tak
acuh dengan semua ini. Maaf untuk jiwaku yang masih sering pergi jauh meski
ragaku disini. Aku bukan siapa-siapa. Akupun
bukan aku. Aku berjalan diatas dua kaki yg bukan milikku, hatiku, pikiranku,
jiwaku, ragaku, Oh.... ini semua bukan milikku. Lalu mengapa aku terlalu bebal
untuk memperoleh cahaya itu. Mengapa jiwa ini masih saja enggan untuk beranjak
dari kegelapan.
Oh Tuhan.... I need you in my hearth, but I always think I can’t
do it. Aku tau iman itu di hati. Hati yg
ini pun bukan milikku, tapi aku terlalu sombong untuk mengaku memilikinya. Tuhan
aku lelah, oh lelah itu yg sering kamu katakan, kesal, hendak apa kamu di dunia
ini, melangkah sajapun belum. Apa kamu ingin selamanya jadi pengecut yg terus
bersembunyi di wajah kanak-kanakmu? Ini dunia sayang, ini realita. Bukan tempat
untuk bermain. Kamu tak berhak marah, kamu tak berhak mengeluh. Kamu tak berhak
apapun atas semua itu. Kamu tak berhak terus memanjakan dirimu dengan
kelembutan yang akhirnya membuat kamu lalai, membuat kamu terjatuh. Kamu pernah
bilang kamu rela melewati jalan yg panjang asal tidak berduri. Kamu bilang akan
berlari, mana buktinya. Selangkahpun kamu belum mencapainya. Kamu ingin
menangis dengan semua ini, air mata itu sudah terlalu banyak, tapi mengapa kamu
masih belum bisa memahaminya, mengartikannya. Apa hati kamu benar-benar sudah
tertutup hingga cahaya kecil pun tak mampu menembus egomu. Kamu hendak apa? Kamu
hendak bagaimana? Tanyakan pada Sang pemilik hatimu dan jangan berlari ataupun
mengingkarinya. Jangan pernah. Jika kamu tak ingin semuanya Cuma menjadi angin
lalu. Angin yg lembut yg akan menusuk seluruh bagian jiwamu. Hingga hatimu buta
dan tak tahu apa-apa. Ya Allah masih bolehkah aku meminta pertolongan padaMu,
masih bolehkah hambamu yang keras kepala ini memohon ampunanmu, memohon
rahmatMu, Ya Allah jangan pernah tinggalkan aku dalam kegelapan......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar