Minggu, 30 Juni 2019

Kualitas pendidikan dilihat dari sistem PPDB zonasi sekolah dan sistem ranking Nilai Ujian Akhir

Tadi kebetulan daftarin adek di SMK.  Kalo SMK pake sistem ranking NEM dan piagam pengharagaan. Aku ngerasanya sistem PPDB online ini adil banget karena satu provinsi langsung keliatan misal pilih SMK dengan jurusan A langsung ketahuan ranking berapa ketrimanya atau tidak. Jadi bener-bener transparan. Tapi yg jadi masalah dan terlihat jelas SMK favorite dengan kualitas fasilitasnya bagus mendapatkan siswa-siswa dengan input yg bener-bener bagus Nilai ujian bagus dan siswa berprestasi kebanyakan disana. Sisanya siswa dengan NEM yg cukup rendah daftar disekolah lain.  Terus tiba-tiba jadi kepikiran sama SMA yg memakai sistem zonasi. Sebenernya sistem ini bagus karena memeratakan input siswa jadi gak akan ada lagi kesenjangan pendidikan. Tapi ya lagi-lagi balik lagi fasilitas sekolah didaerah yg belum memadai. Setiap orang tua pasti menginginkan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. Misal anak dengan kualitas prestasi bagus tiba-tiba harus tersingkir Dari SMA idamannya karena sistem zonasi. Mungkin si anak dan orang tua akan sedih karena berharap di SMA idamannya fasilitas dan kualiatasnya memadai. 
Barangkali nasehat ini bagus untuk anak-anak yg kecewa tersingkir karena sistem zonasi,

Emas meskipun didasar lautan ia akan tetap menjadi emas suatu saat Allah akan mengangkatnya keatas agar mudah terlihat.

Semoga baik pemerintah, guru, sekolah, orang tua, dan seluruh aspek masyarakat bekerja sama untuk kemajuan sekolah menjadi lebih baik. Jadi tidak ada lagi kesenjangan pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar