Minggu, 13 Oktober 2019

Fraktura

Aku masih mengeja cara bagaimana memahami kamu. Sabar dengan segala kekuranganmu. Mengapa aku begitu angkuh dengan diriku sendiri. Dan kamu yang selalu sibuk dengan duniamu. Aku sungguh tidak paham. Aku sering sekali merasa jiwaku kosong, Ketika kamu tak ada disampingku. Apa kamu merasakan hal yang sama? Ah.. bahkan kamu sama sekali tak pernah mengatakan kau mencintaiku. Mungkin buat kamu itu tidak penting. Tapi buatku itu penting. Sebelum menikah aku membayangkan akan menikah dengan seorang partner hidup. dengan seseorang yang dengannya aku bisa cerita tentang hal apapun dan berdiskusi tentang hal apapun. Ternyata aku salah, setelah menikah aku merasa kehilangan diriku. Aku sulit sekali berdiskusi dnganmu.apalagi mengungkapkan perasaanku karena kamu lebih banyak diam atau menjawab singkat pesanku. kamu tahu seperti apa perasaanku? seperti ada kekosongan yang seharusnya bisa diisi oleh partner hidupku. Aku hanya seringkali merasa takut kekosongan itu akan diisi oleh orang lain.

Sebegitu sulitkah mengungkapkan kata sayang? Bukankah Rasulullah juga memanggil istrinya dengan sebutan sayang. rasulullah juga romantis kepada istrinya. Oke baiklah aku juga tidak sehebat khodijah lalu kenapa aku mengharapkan suami yang seperti Rasulullah. Tapi aku juga perempuan biasa. yang butuh digombali, yang butuh dirayu, butuh disebut sayang. yang semua itu kamu katakan lebay. Aku sangat lelah dengan semua ini. Ya Allah kuatkan aku 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar