Selasa, 20 Januari 2015

Mawar Malaikat


Malam ini kepalaku penuh, Entahlah sepertinya kumpulan awan hitam menghalangi sel-sel otakku. Jiwa ini terus saja meronta, lalu terbayang wajah-wajah mungil kalian malaikat kecilku. Kalian yang kuyakin bisa mengubah dunia menjadi semerbak harum bunga mawar. Tapi ketika ku dekati mawar-mawar itu, nampaknya harumnya tak lagi sama. Sayang.... jangan biarkan mawar itu tumbuh dengan kebencian. Bau yang harum itu akan berubah seperti bau bangkai yang menyengat, jika kalian siram mawar kita dengan kebencian. Jangan biarkan hal itu terjadi sayang.....

Jangan biarkan kabut hitam menutupi pelangi kita yang bersinar dengan keindahannya. Kita harus berjuang, kita tiup kabut-kabut itu dengan jiwa saling memaafkan. Jangan ada benci diperahu kecil kita, dirumah kita. Terkadang semua itu hanyalah prasangka kita yang belum tentu kebenarannya dan setan akan selalu datang membumbui prasangka itu menjadi kebencian mendalam, merusak sel-sel hati kita. Jangan biarkan kebencian itu menang sayang.... jangan biarkan rasa itu memenuhi hati kita. Kita siram api kebencian itu dengan ketulusan kalian. Aku yakin kalian bisa. Kalian hanya perlu belajar, belajar untuk berdamai dengan hati sendiri. Luaskan hati seperti samudra, karena  garam tak pernah membuat samudra terasa pahit. Justru garam membuat laut semakin memiliki arti. Ku harap kalian mengerti sayang...... 

 Teruntuk kalian bunga-bunga jiwaku, malaikat kecilku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar