“Hai
kamu apa kabar?”, kata yang selalu terngiang dikepalaku. Sudah lama aku
tak menyapamu, tak pernah juga mendengar kabar tentangmu.
Kamu, ya! Cuma kamu satu-satunya hal yang hingga sekarang menjadi
sekelumit “soal” difikiranku.
Aku sering bertanya tentang apa yang kamu fikirkan untuk aku disini,
apakah kamu masih mengingatku? Merindukanku? , ah apa boleh aku selalu
menunggu? Menunggu jawab atas se-onggok pertanyaan yang ada dibenakku.
Aku merindukanmu, tiada yang tahu betapa aku sangat merindukanmu. Lewat
angin aku selalu bercerita dikala senja. Lewat doa yang kupanjatkan
padaNya.
Kisah kita yang selalu aku jaga, hingga terbungkus rapi yang akan kubuka
ketika kamu datang nanti. Tapi lambat laun angin berbisik padaku, aku
menjadi hawatir. Apakah benar-benar kita jaga? atau hanya aku yang terus
sendirian menjaganya hanya untuk menghindari patah hati? aku bertanya
tentang rasa ini.
Aku merindukanmu, hampir setiap detikku berlalu dengan bayanganmu. Aku
merindukanmu, rindu balasan pesan singkatmu, rindu perhatianmu, rindu
semangatmu, rindu senyumanmu, aku rindu tentangmu.
Apa boleh sedikit kuputar waktu? aku hanya ingin melihatmu. Dikejauhan
nafasku , getaran itu selalu ada. Kuat dan semakin kuat. Lalu, bagaimana
bisa semua hal dulu akan terulang.
Untuk kamu yang sedang dengan gigihnya membela negara kita.
Hingga tak ada waktu untuk sekedar memberi kabar.
Hingga tak ada waktu untuk sekedar memberi kabar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar