Jumat, 09 Mei 2014

Tujuh Purnama dan Aku Masih Tetap Menunggu


Aku termenung menatap layar handphone beberapa lama, berharap ada massage kamu yang selalu aku tunggu sejak bulan oktober, ketika kamu tiba-tiba menghilang. Kemudian ku tatap langit-langit kamar yang sama, letak lemari dan loker bukuku yang masih sama. Tak ada yang berbeda disini. Aku masih bernafas, jantungku masih berdetak, dan denyut nadiku masih bekerja dengan normal. Memang semua terlihat mengalir dan bergerak seperti biasa, tapi apakah yang terlihat oleh mata benar-benar sama dengan yang dirasakan oleh hati?

Mataku berkunang-kunang dan tanpa kusadari setetes air mata telah membasahi pipiku. Rasanya semua terjadi begitu cepat. Setiap hari rasanya berbeda dan tak lagi sama. Berdosakah jika aku menjatuhkan air mata karena mengingatmu?
Aku kehilangan kamu dan kamu juga pergi tanpa meminta izin padaku.
Hah meminta izin padaku?
Memang aku siapa?
Mungkin benar aku berharap terlalu tinggi, hingga aku tak sadar kamu sudah tidak ada disini. Kamu mungkin belum terlalu paham dengan perasaanku, karena kamu memang tak pernah memikirkan aku, mungkin....
Aku bukan siapa-siapa dimatamu,dan tak akan pernah menjadi siapa-siapa....

Dengan kenangan yang masih menempel dalam sudut-sudut otakku, seakan membekukan kinerja hati. Aku berharap semua hanya mimpi, dan ada seorang yang secara sukarela membangunkanku atau menampar wajahku dengan sangat keras.
Sungguh......
Aku ingin tersadar dari bayang-bayang yang terlalu sering kukejar. Sekali lagi aku masih sendiri, bermain dengan masalalu yang sebenarnya tak pernah ingin ku ingat lagi.

Untuk kamu yang tiba-tiba menghilang
Kala kamu berjuang untuk negara kita, disini aku juga berjuang di universitasku
Berharap kamu masih mengingatku :)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar