Aku termenung menatap
layar handphone beberapa lama, berharap ada massage kamu yang selalu aku tunggu
sejak bulan oktober, ketika kamu tiba-tiba menghilang. Kemudian ku tatap
langit-langit kamar yang sama, letak lemari dan loker bukuku yang masih sama. Tak
ada yang berbeda disini. Aku masih bernafas, jantungku masih berdetak, dan
denyut nadiku masih bekerja dengan normal. Memang semua terlihat mengalir dan
bergerak seperti biasa, tapi apakah yang terlihat oleh mata benar-benar sama
dengan yang dirasakan oleh hati?
Mataku
berkunang-kunang dan tanpa kusadari setetes air mata telah membasahi pipiku. Rasanya
semua terjadi begitu cepat. Setiap hari rasanya berbeda dan tak lagi sama. Berdosakah
jika aku menjatuhkan air mata karena mengingatmu?
Aku
kehilangan kamu dan kamu juga pergi tanpa meminta izin padaku.
Hah
meminta izin padaku?
Memang
aku siapa?
Mungkin
benar aku berharap terlalu tinggi, hingga aku tak sadar kamu sudah tidak ada
disini. Kamu mungkin belum terlalu paham dengan perasaanku, karena kamu memang
tak pernah memikirkan aku, mungkin....
Aku
bukan siapa-siapa dimatamu,dan tak akan pernah menjadi siapa-siapa....
Dengan
kenangan yang masih menempel dalam sudut-sudut otakku, seakan membekukan kinerja
hati. Aku berharap semua hanya mimpi, dan ada seorang yang secara sukarela
membangunkanku atau menampar wajahku dengan sangat keras.
Sungguh......
Aku
ingin tersadar dari bayang-bayang yang terlalu sering kukejar. Sekali lagi aku
masih sendiri, bermain dengan masalalu yang sebenarnya tak pernah ingin ku
ingat lagi.
Untuk kamu yang tiba-tiba menghilang
Kala kamu berjuang untuk negara kita, disini aku juga berjuang di universitasku
Berharap kamu masih mengingatku :)
Kala kamu berjuang untuk negara kita, disini aku juga berjuang di universitasku
Berharap kamu masih mengingatku :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar