Melihat daun berguguran di musim
gugur, merasakan dinginnya salju, menatap matahari terbit di musim panas, dan
melihat bunga sakura bermekaran di musim semi adalah impianku dulu. Jepang,
negara yang indah dengan penduduknya yang beradab. Lihatlah baju kimono yang
mereka pakai itu, sangat indah bukan?
Dulu aku sangat mengagumi negara
ini, bahkan meletakkan mimpi melanjutkan pendidikan disini. Tapi lambat laun
waktu mengubah segalanya. Bukan bermaksud menyerah pada mimpi, hanya tanpa
sengaja justru mimpi ini terlupakan. Ternyata memang benar, arus waktu yang
berjalan mampu mengikis harapan menjadi terlupakan. Kini aku justru berdiri di
Pulau Kalimantan, bukan lagi Jawa tapi masih Indonesia. Aku sudah melupakan
Jepang, Lalu tiba-tiba kamu mengatakan ingin ke Jepang. Kau meminta doaku agar
impianmu terwujud. Seperti aku mencintaimu kau juga mencintai impianmu. Tanpa
kusadari butiran air mataku jatuh membasahi pipi, Mungkin karena terharu. Coba
lihat cara Tuhan menuliskan takdir kita. Tuhan justru ingin engkau yang
melanjutkan mimpiku. Lalu bagaimana bisa aku menghentikan impianmu. Aku hanya
gadis sederhana yang menginginkan hidup bersama denganmu. Tapi jika kebersamaan
kita menghalangi impianmu maka aku tak akan pernah memintamu untuk bersama
denganku. Aku tak akan mengungkapkannya, Cukup sudah semua akan menjadi
kenangan. Ada kesedihan menyelimuti jika aku harus melepas kepergianmu, tapi
aku juga bersyukur. Bersyukur atas semua kenangan itu.
Aku bersyukur, kau kembali
menemukan tujuan hidupmu, begitu bersemangat dengan mimpi itu. Tidak seperti 3
tahun lalu saat kau menemuiku. Kau nampak gusar dihadapanku, tertunduk lesu
malu menatap dunia, bingung mencari pekerjaan kesana kemari. Rambut yang
acak-acakan dan terlihat berantakan tak bersemangat. Hingga sering dalam
tidurku aku melihatmu menangis, ah aku hanya mampu mendoakanmu saat itu, tanpa
bisa mengusap air matamu. Aku bukan siapa-siapa, hanya mampu bertanya kabar
yang kau jawab “Alhamdulillah, masih bisa menghirup oksigen”. Jawaban yang
menyamarkan aku sedang tidak baik-baik saja. Karena orang sakit dan gilapun
bisa menghirup oksigen. Akhirnya kau bercerita juga sedang bingung hendak kerja
dimana. Aku pernah berusaha membantumu agar kau bisa bekerja ditempatku. Tapi
rupanya takdir berkata lain. Waktu yang
terus mengalir membawamu ke tempat-tempat baru dengan semangat baru. Dunia
kerja yang baru akhirnya kau dapatkan.
Kau pernah bilang sedang bekerja di bidang anti rayap. Aku juga tak begitu tau
pekerjaan seperti apa itu. Tapi melihatmu kembali bersemangat dengan bidang
yang kau tekuni saat ini, cukup sudah melegakan hatiku.
Kini Kau belajar tulisan kanji,
menyibukkan diri agar bisa terbang ke Jepang. Pantas saja kau sering bilang
sedang mengumpulkan energi, jarang ku lihat kau muncul dimanapun. Rupanya kau begitu gigih
mengejar mimpi itu. Laki-laki hebat memang tak pernah menyerah pada mimpinya.
Doaku akan selalu menyertaimu. Jangan menyerah, maka aku akan menuntunmu lewat
untaian doaku. Semoga Tuhan mengabulkan doaku dan doamu.
Pergilah kasih
kejarlah keinginanmu selagi masih ada waktu
Jangan hiraukan diriku
Aku rela berpisah demi untuk dirimu
Semoga tercapai segala keinginanmu
Untuk seorang Chemical Enginer yang sedang berjuang ingin ke Jepang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar