Jika ada dua orang terpisah jarak
kemudian saling merindukan itu memang terasa menyesakkan dada. Tapi bukankah
rinduku ini lebih menyesakkkan dari hal itu? Lebih menyesakkan ditambah dengan
himpitan perasaan menduga-duga, bahwa kamu tak pernah merindukanku. Rindu
sebelah pihak karena cinta ini juga sebelah pihak, tersimpan dalam palung hati
terdalam. Jika sudah mencapai ujung kerinduan paling hanya air mata yang dapat
berbicara mengungkap rasa.
Dua orang yang saling mencintai,
mereka tau cara mengungkapkan rasa rindu. Sedangkan kita? Aku dan kamu
terperangkap dalam senyap, bisu, tak mampu berucap rindu. Atau hanya aku saja
yang merindukanmu? Lalu dimana kamu saat aku begitu merindu. Sungguh, bukan aku
tak pandai mengucap kata rindu, hanya aku merasa tak pantas mengucapkannya. Apalagi
membebankan rinduku padamu, kau tak akan sanggup menampungnya. Terlalu besar,
terlalu menyesakkan dan terlalu menguras air mata. Bukankah segala yang
keterlaluan itu memang tidak baik? Karenanya aku tak kan mengusikmu dengan
kerinduan. Cukup Aku merindukanmu sendirian disetiap malam yang penuh dengan
doa-doaku untukmu. Bolehkah berharap semoga doa kita sama? Apa kau juga
merindukanku? Harusnya kamu melihat binar mataku saat menatapmu malu. Bukankah
itu cinta? harusnya kau lihat genggaman tanganku yang enggan melepasmu kala
itu? Bukankah itu genggaman penuh harapan? Harapan agar kau menungguku pulang. Sayangnya,
aku memang tak seharusnya berharap berlebih. Ini cinta, maka biarkan saja
begini adanya. Bukankah sudah pernah kubilang, jika kau datang meminta, ku akan
membuka tangan dengan terbuka. Jika tidak, bukankah Allah selalu tau dengan
takdir terindahnya.
Ku kira dengan menjauh darimu kau
akan rindu padaku. Kemudian merasa kehilangan lalu memahami bahwa aku begitu
berarti. Ternyata justru aku yang terperangkap rindu disini. Aku tak pernah
berani menitipkan rinduku padamu. Karena kau hanya sering berlalu. Entah kau
sebenarnya tidak tau atau pura-pura tidak tau lalu mengabaikanku? Maka jawab
rinduku jika kau tau. Jawab, apakah aku harus menunggu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar