Kamis, 28 Maret 2019

Cinta yang Sederhana

Beberapa hari ini aku merindukan banyak hal, merindukan rumah, kenangan masa kecil, dan rindu bapak ibu. Semakin kita menua, semakin kita memikirkan masa lalu. seakan-akan setiap kali waktu bergerak maju, kita merasa rindu pada masa yang telah jauh di belakang. kita khawatir esok tidak lebih baik dari kemarin. Semakin aku bertambah usia, semakin aku menengok ke belakang. kadang ke masa remaja, seringnya ke masa kecil. Pikiran ini kerap mencari jalan ke rumah. 

Bapak: "Mau makan apa?"
Aku: "Mboten sah Pak." ( gak usah Pak)
Bapak: "Mau telur goreng? Bapak buatin."
Aku: geleng kepala.
Bapak: "Mau mie rebus? Bapak masakin"
Aku: "Boten sah Pak."
Bapak: "Sudah makan?"
Aku: "Dereng." (belum)
Bapak: "Mau dibelikan lauk diluar? Bapak belikan ya.."
Aku: "Boten Pak, cuma mau tidur aja. Karena capek banget diguyur hujan dari semarang sampai rumah."

Begitulah bentuk cinta bapak begitu sederhana namun baru kusadar lebih bermakna dari sekedar kata-kata "bapak mencintaimu nak", meski sudah sedewasa ini namun perhatiannya tetep utuh seperti kala aku kecil dulu. Makasih ya Bapak tetap Perhatian padaku meski putri kecilmu kini sudah bertumbuh dewasa. Semoga Bapak sehat selalu ❤ semoga Ratna bisa menjadi anak yang membahagiakan Bapak dan ibu di dunia dan akhirat.

Aku: "Mamak ini ikannya ambil satu-satu atau gimana?"
Mamak: "Ambil secukupnya nduk."
Begitulah mamak, selalu mengajarkan kesederhanaan, jangan berlebih-lebihan dalam hidup

Dilain waktu,
Aku: "mak aku gak mau ikut piknik, aku mau dibelikan sepeda aja"
Beberapa hari kemudian mamak sudah mendaftarkan aku piknik dan membelikanku sepeda.alasan mamak, "mamak tahu kamu butuh hiburan, dan butuh sepeda itu."

Setiap lebaran dikala kecil
Aku: "Mak, aku mau roti astor, kerupuk bukur, kembang api dan air mancur."
Mamak: "Doakan jualan mamak laris ya, Nanti pulang bisa beliin yang nduk mau."

Aku terharu dengan semuanya, tak ada yang bisa menggantikan cinta mamak dihatiku. Cinta yang sederhana namun meneduhkan.  Ketika aku sudah beranjak dewasa dan ingin memberikan sesuatu untuk mamak

Tahun lalu
Aku:"Mamak mau dibelikan apa?"
Mamak:"Gausah nduk uangnya disimpan kamu aja, nanti pasti perlu."
Aku:"InsyaAllah ada uang cukup kok mak, mamak mau baju baru?"
Mamak: "Gausah nduk."
Aku: "Mamak kita makan direstauran bersama-sama yuk sekali-kali, jangan khawatir soal uangnya."
Mamak: "Mamak gak pengin apa-apa nduk, jika ada yang mamak inginkan adalah mamak ingin melihat kamu menikah dan bahagia."
Aku: seketika itu tak bisa berkata apa-apa.

Aku hanya ingin menikah dengan seseorang yang Allah ridhlo mak, yang memperjuangkanku dengan cara yang halal lagi diridhloi Allah. Seseorang yang bukan hanya mencintaiku tapi juga mencintai keluarga kita karena Allah. Karena pernikahan bukan hanya menyatukan dua manusia tetapi juga dua keluarga.

Dari Mamak,

Nduk, ketika kamu menikah nanti, menikahlah dengan laki-laki yang ketika nanti anak-anakmu bertanya tentang siapa dia, satu kalimatnya ini akan menjadi jawaban terbaik untuk anak-anakmu.

"Karena ayahmu adalah orang baik, Nak"

Cukuplah dengan orang yang baik. Jangan terlalu khawatir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar